Antara Ramadhan, Pilkada, Hingga Teror Bom , Siapa Paling Semarak?

Antara Ramadhan, Pilkada, Hingga Teror Bom , Siapa Paling Semarak?
Oleh : Fakhri Fauzan Azhari




Pemerintah melalui Kementerian Agama telah  menyatakan 1 Ramadan 1439 H jatuh pada tanggal 17 Mei 2018. Keputusan ini disampaikan usai Kemenag menggelar sidang Isbat awal Ramadhan​.

Melalui mekanisme sidang itsbat tersebut, Kemenag menetapkan umat Islam di tanah air mulai menjalankan ibadah puasa Ramadan pada hari Kamis besok.
Namun, sebelum sidang penentuan awal Ramadhan itu dilakukan. Penyambutan Ramadhan sudah terlihat ramai, mulai dari iklan layar kaca, yang sudah menayangkan iklan-iklan​ khas. Mulai dari iklan sirup, kue-kue, iklan sarung, hingga suplemen tubuh. Kemudian dengan ramainya ucapan-ucapan menyambut bulan suci ramadhan, hingga acara-acara televisi yang bernuansa islami.

Hal ini dikarenakan bulan suci ramadhan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia khususnya di Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang mayoritas beragama islam.

Semarak menyambut bulan suci ramadhan dengan rasa yang gembira merupakan salah satu tanda keimanan seorang muslim. Ibarat akan menyambut tamu agung yang dinanti-nantikan. Maka harus dipersiapkan segalanya dan tentu hatipun menjadi sangat senang saat tamu ramadhan itu datang.

Disisi lain, masih ada agenda lain yang nyatanya tak kalah semarak dengan datangnya bulan suci ramadhan. Ya, apalagi kalau bukan Pemilihan Kepala Daerah atau disebut Pilkada. Aroma politik sudah semerbak. Kampanye-kampanye sudah menggaung, para calon sudah mulai adu strategi dan visi misi, demi meraih kursi.
Semarak Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2018 semakin kencang ditabuh penyelenggara. Secara bersamaan 171 daerah yang menyelenggarakan pilkada akan semakin kencang menabuh gong pesta demokrasi tersebut dengan menggelar semarak pilkada serentak tahun ini.

Genderang kontestasi dan kompetisi politik sudah ditabuh. Partai-partai politik mulai mengumumkan jagoan-jagoan mereka untuk terjun ke gelanggang pemilihan kepala daerah. Mesin-mesin politik bekerja semakin panas. Dinamika politik sudah terlihat, Kartu-kartu politik tampaknya mulai dimainkan. Para elite partailah yang memegang kartu-kartu ini. Mereka sibuk mengeluarkan dan menyimpan kartu-kartu agar permainan berjalan sesuai skenario partai dan membuahkan kemenangan di sebanyak mungkin wilayah provinsi maupun kota dan kabupaten. Hingga puncaknya, akan berada pada Pilpres 2019 mendatang. Ini akan menjadi pertarungan politik yang panjang.

Ketegangan menuju hari pemilihan cenderung akan meningkat, meskipun masih menyisakan waktu sekitar satu bulan lagi, tepatnya tanggal 27 Juni mendatang, namun kesemarakan itu sudah sangat terasa.
Tapi rupanya​, ada yang tak kalah menarik dan meriah dari menyambut tamu agung bulan suci ramadhan dan pesta demokrasi serentak. Yakni sebuah bom yang turut ikut menyamarkan datangnya Ramadhan dan Pilkada.

Bermula dari kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob dan menewaskan 6 orang yang 5 diantara korbannya adalah pihak kepolisian. Kemudian 4 hari berselang 2 orang wanita muda ditangkap karena diduga akan menyerang polisi di tempat yang sama.
Tak sampai disitu, pihak keamanan Densus 88 pun melakukan aksinya yakni kontra-terorisme ditiga tempat berbeda, Cianjur, Cikarang, dan Sukabumi. Dan disusul dengan serangkaian aksi teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Teror bermula dari ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuna, tidak lama berselang ledakan kembali terjadi di GKI Diponegoro. Dan terakhir giliran Gereja Santa Maria Tak Bercela dibom terduga teroris. Lalu ledakan bom di rusunawa Wonocolo Sidoarjo pun turut memeriahkan dengan pelakunya satu keluarga.

Kesemarakan ledakan bom ternyata tak berhenti disitu. Keesokan harinya, penggerebekan di perumahan​ Puri Maharani, Sukodono, Sidoarjo yang menembak mati satu orang teroris serta menangkap dua laki-laki dan satu orang perempuan.

Lalu, puncaknya adalah sebuah bom bunuh diri meledak di pintu masuk Polrestabes Surabaya tepat dihari yang sama.
Selama satu minggu, tujuh hari berturut-turut, Indonesia diserbu teror. Dari kerusuhan di Rutan Mako Brimob yang menewaskan lima polisi, hingga bom bunuh diri tiga keluarga di Surabaya. Rentetan agenda dan peristiwa yang begitu mewarnai kehidupan kita saat ini. Baik ramadhan, pilkada, maupun teror bom, manakah yang paling semarak?

Komentar

Postingan Populer